Jumat, 26 November 2010


JUVENTINI... FORZA JUVE!!!

Post


“Si Nyonya Tua” Juventus adalah salah satu klub tertua dengan bejibun prestasi di daratan Eropa. Walaupun kini performanya sedang merosot drastis :berdukas tapi takkan pernah ada orang yang meremehkan sejarah klub asal Turin.

Sejumlah nama seperti Michel Platini, Giampiero Boniperti, Omar Sivori, dan Gaetano Scirea masuk dalam nama itu. Nama yang cukup mengejutkan di daftar itu adalah Zbigniew "Zibi" Boniek. Mantan gelandang serang itu memang pernah mempersembahkan Scudetto, satu titel Piala Champions dan Piala Winners selama empat tahun membela "Si Nyonya Tua". Namun, dari sisi karier, eks pemain Polandia itu masih kalah dibanding Karl Aage Praest. Praest justru tidak masuk dalam daftar tersebut.:bingungs

Mereka adalah legenda-legenda hidup Juve yang terkenal di seluruh antero jagat. Nah, untuk menghormati jasa-jasa mereka, manajemen Juve akan mengabadikan 50 nama pemain bintangnya dalam bentuk “walk of fame” di sekeliling stadion baru mereka.:matabelo:

Upaya ini untuk mempertahankan sejarah & warisan yang telah dimiliki sejak klub ini berdiri.:thumbup: Para nama-nama yang akan di tampilkan di Walk of Fame ini adalah para pemain yang pernah membantu Juventus dalam meraih kesuksesan dari masa ke masa.

Tuttosport mengungkapkan, rencananya “walk of fame” akan dibuat mirip dengan walk of fame di Hollywood.:kisss Ide itu digagas oleh para dewan direksi Juve untuk stadion baru mereka di Delle Alpi. Setiap nama pemain itu akan dicantumkan pada tanda bintang di jalan sekitar stadion.

Stadion Delle Alpi merupakan kandang Juventus sejak 1990. Pada 2009, "I Bianconeri" memugar stadion itu dan pindah sementara ke Olimpico Turin. Pembangunan stadion direncanakan selesai pada 2011. Stadion ini nantinya akan diberi nama sesuai nama sponsor.

Pemilihan nama-nama tersebut saya pikir tidak hanya mereka yang berprestasi menghantarkan Juventus meraih suatu gelar saja. Namun, juga karena keloyalitasanya terhadap Juventus. Beberapa nama pemain yang kabur saat Juventus terdegradasi ke Serie-B nampak tidak ikut serta dalam daftar 50 Walk of Fame tersebut. Seperti Zambrotta, Canavarro, Thuram tidak masuk dalam daftar tersebut. Ada pula nama seperti Edgar Davids yang tidak dimasuk dalam daftar.Sad

Berikut 50 pemain bintang Juve yang akan disematkan pada “walk of fame” Stadion Delle Alpi yang baru :army: (sesuai abjad):

The Best 50:


FORZA JUVE PER SEMPRE


asal usul nickname juve..

Julukan I Bianconeri jelas mengacu pada warna kostum kebanggaan klub ini. Sebab, bianconero berarti hitam-putih. Makna sebutan itu sama dengan julukan Juventus lainnya, yakni Le Zebre. Julukan itu muncul setelah Juventus memakai kostum hitam-putih. Sebab sebelumnya klub ini berkostum pink.Dalam catatan sejarah Juventus, mereka baru pada tahun 1903 menggunakan kostum hitam-putih. Pergantian warna kostum itu tadinya tidak ada filosofi sama sekali. Sebab, semua itu terjadi karena kecelakaan. Gara-garanya, kostum yang di pesan di Nottingham County itu salah warna. Harusnya hitam-pink, tapi menjadi hitam-putih karena bagian warna pink terlalu muda. Sejak itulah julukan I Bianconeri melekat pada Juventus
Juventus Jersey 1905:

Tapi itu bukan satu-satunya julukan. Seiring dengan sukses Juventus meraih gelar demi gelar, julukan lain bermunculan. Agak aneh adalah julukan La Vecchia Signora. Julukan yang berarti Nyonya Tua ini sangat kontras dengan nama Juventus yang berarti muda dan bersemangat seorang pemuda. Seolah julukan itu mengolok Juventus yang seperti nyonya tua, renta dan tanpa daya. Tapi, maksudnya justru sebaliknya. Julukan itu diberikan tifosi Juventuis sendiri dengan maksud membanggakan klub tersebut. Nyonya Tua berarti sudah kenyang pengalaman, prestasi dan kebesaran. Klub terbesar atau ibu dari segala klub di Italia.Dengan kata lain, para suporter ingin menggambarkan Juventus sebagai klub yang selalu berjiwa muda, tetapi memiliki sejarah dan prestasi besar seperti orang yang sudah tua dan matang. Julukan tersebut muncul seiring dengan merebaknya kelompok supporter Juventus di Turin. Ini terjadi pada tahun 1970-an, dan semakin ramai lagi pada tahun 1980-an. Di era yang sama, Juventus memang meraih banyak gelar di Serie A, terutama pada awal tahun 1980-an. Pada musim 1981-1982, Juventus meraih gelar scudetto yang ke-20, yang berarti berhak menyandang 2 bintang di dadanya. Julukan La Vecchia Signora itu akhirnya paling populer, dibandingkan dengan julukan lain.
Tak puas dengan julukan itu, para supporter membuat julukan lagi. Julukan itu adalah La Fidanzata d’Italia yg berarti Tunangan Italia. Fidanzata adalah kata feminin, personifikasi perempuan yang mengacu pada sebutan La Vecchia Signora. Maksudnya tak lain ingin menunjukan bahwa Juventus sebagai klub terbesar di Italia. Saking besarnya, Juventus layak bersanding dengan timnas Italia, atau kebanggaan seluruh negeri Pizza. Faktanya memang pengemar Juventus di Italia paling banyak. Mencapai 10 juta lebih, jauh dibandingkan jumlah tifosi AC Milan yang menduduki urutan ke-2.
Juventus Squad 1980s:








Re: JUVENTINI... FORZA JUVE!!!

Post by yudhagen8 on Fri 13 Aug 2010 - 23:31
uventus hari ini meluncurkan baju baru mereka (Home Kit )untuk musim 10/11.
merek Nike yang baru,baju sepakbola Juventus 10/11 ( Home) mempertahankan desain Bianconeri terkenal, tetapi dengan penambahan beberapa pola petir Nike unik!
nih kostumnya:


Baru untuk baju bola Juventus Home 10/11 adalah memotong leher vee bergaya dengan kerah semua hitam, tapi fitur yang paling menonjol adalah penambahan untuk merinci petir garis-garis hitam dan putih tradisional.
nih keren:

ane tambahin dah.marchisio:


Sekali lagi, citra Nike menyertai peluncuran 10/11 Home baju baru Juventus menampilkan semangat, energi, drama, dan emosi yang dialami oleh para pemain selama 90 menit.
Dan ini karya seni eksklusif fitur gelandang internasional Italia Claudio Marchisio dan striker Amauri.amuri dah jadi warga negara Italia gan..

Ini loh gan nuansa petirnya....Cekibrot!
Nuansa peetir dri dekat:

Ini dri deket lagi gan:


Ada beberapa detail yang bagus pada baju baru juvetus (home)10/11,dengan nama klub dicetak tepat di bawah kerah di bagian belakang kemeja dan bahkan bendera Italia menerima perlakuan petir di lengan kemeja.Keren skali gan
Ni gan benderanya
bendera:


Kain DRI-Fit peningkatan baju bola Nike Juventus kini 13% lebih ringan dari baju sebelumnya, membantu dengan cepat menguap kelembaban dengan menggambar itu melalui kain ke permukaan, pemain tetap kering. Ventilasi zona di sisi punggung dan belakang celana pendek breathability meningkatkan hingga 7%, dan struktur merajut ganda jersey memberikan itu meregang 10% lebih
pemain juve with kostum baru:


Kami juga menerima melihat eksklusif pada kiper Gianluigi Buffon bau juve kiper baru 10/11, yang secara harfiah lebih mencolok daripada baju home! Berat menampilkan tricolor Italia di bahu, Nike telah dirancang dan diproduksi kit yang sangat khas.

kostum kiper juve yg baru nih gan:



Re: JUVENTINI... FORZA JUVE!!!

Post by yudhagen8 on Sat 14 Aug 2010 - 13:26
Juventus History since 1897




The begining

Legend has it that one day over a century ago, November 1, 1897 to be exact, a group of youngsters age 14 to 17 from the D'Azeglio High School in Turin, sitting on an uncomfortable bench on a street called Corso Re Umberto, decided to start a sports club with the aim of playing football. The same legend has it that the club was called "Juventus" more or less by chance, and that the name was immediately loved and adopted as a way of life.



The Club, who's first president was Enrico Cafari, changed headquarters often but soon made a name for itself against many more expert teams in town. The players weared pink jerseys. Juventus made their debut in the Italian championship in 1900, wearing this uniform. The black and white one was imported directly from Nottingham in 1903. The team played in Piazza d'Armi. Meanwhile some of the early games were played on a field near the current train station of Porta Susa. This field was soon covered by buildings and Juventus rented a field on the Motovelodromo Umberto I in the Crocetta part of town instead. Juventus played here until 1906. Juventus then moved to the north of the city and the Stadio di Corso Marsiglia. This small stadium was known as “Campo Juventus" in Turin.

Juventus won their first Italian championship after a heart stopping three way final against Genoa and Milanese. This victory crowned the efforts of the Club's pioneers, under Swiss president Alfredo Dick, with the help of a number of foreign players. Alfredo Dick soon left the Club in anger, however, after losing support from the majority of players, and founded his own soccer team, called Turin. In doing so he took with him a number of valuable foreign players.
The ensuing years were not easy ones for the team, and up to the First World War Italian soccer was dominated by Pro Vercelli and Casale. Juventus stepped into the limelight again just after the war: goalkeeper Giacone and fullbacks Novo and Bruna were the first of the Club's players to be called on the National team. At this time the President was Corradino Corradini, a poet and man of letters.


In 1923 Giampiero Combi, one of the greatest goalkeepers of all times, made his debut on the team. On July 24 of that historical year the Club's Members unanimously elected Edoardo Agnelli, son of the founder of the Fiat automobile company, as President. The Club now boasted its own soccer field in Corso Marsiglia, with masonry stands to host the growing number of fans.

This was the prelude to five consecutive championship trophies in the 1930s, under coach Carlo Carcano and a lineup with champions such as Orsi, Caligaris, Monti, Cesarini, Varglien I and II, Bertolini, Ferrari and Borel II. This uninterrputed string of trophies went from 1930 to 1935, and at the same time players from the Club gave an important contribution to the Italian national team, which won the World Cup in Rome in 1934.

Challenge Europe


The Club's first steps in the international arena date to the same period, when it participated in the European Cup, illustrious ancestor of the Cup Winner's Cup, reaching the semifinals four times. In 1947 Gianni Agnelli, son of Edoardo who had died tragically in a plane crash in 1935, took the helm, bringing back the glorious years. At this time the Club's most representative champions were Carlo Parola, the Danes John Hansen and Praest, and above all Giampiero Boniperti, who was to become the Club's recordman for games played (444) and goals scored (177). Juventus won the National championship in 1950 and 1952.


In 1953 Giovanni Agnelli stepped down as president, a position which was to be filled two years later by his brother Umberto. A new cycle of victories was about to be inaugurated: the Club won the national championship in 1958, 1960, and 1961 with players such as Omar Sivori and John Charles, becoming the first soccer Club in Italy to have won ten national championships (in 1958) and being awarded the national medal for sports merits. Although city rivals Torino had their own stadium at via Filadelfia, its slow demise saw the club move to share the Comunale with Juventus in 1960.

Juventus returned to victory in 1967 under Vittore Catella's presidency, opening a long cycle of triumphs with its most representative champion, Giampiero Boniperti: the Club won nine national championships in fifteen years ( in 1972, '73, '75, '77, '78, '81, '82, '84, '86) plus all there was to win in the international arena: UEFA Cup (first success in 1977), Cup Winner's Cup (1984), European Cup, Supercup and World Club Championship (1985).
In these years the team was coached by Vycpalek, Parola and, above all, Giovanni Trapattoni. This was the time of great Italian champions (from Zoff to Scirea, from Tardelli to Cabrini, from Causio to Paolo Rossi, Gentile, Furino, Anastasi and the current vice president Roberto Bettega) but also of foreign champions such as Michel Platini, who played for Juventus five seasons, winning two national championship trophies, two European Cups, one World Club Championship, three times top scorer of the year and three golden balls.


===============================================

Juventus Football Club


Nickname(s)
La Vecchia Signora (Old Lady),
Bianconeri,Zebra,Gobbi (deprec.)

Founded
November 1, 1897

Ground
Stadio delle Alpi,Turin, Italy
Stadio Comunalle(olimpico) turin,italy

Capacity

69,041 Delle Alpi
30,000 olimpico

Chairman
(Italy) Andrea Agnelli

Manager
(ITALY) Luigi Del Neri

Juventus (Latin for Youth, pronounced /ju.?v?n.t?s/) is one of Italy's oldest and greatest football clubs, based in Turin, Piedmont. It competes in Serie A. Juventus are widely regarded as one of the world's top clubs.



The team typically plays in black-and-white striped shirts and black shorts (but for decades in white shorts), and is nicknamed la Vecchia Signora (the Old Lady), bianconeri (black-and-white's), zebre (zebras), or deprecatively gobbi (humpbacks) by the opponents. The team gets its black-and-white striped kits from English side Notts County. Originally the team played in pink shirts (pink being the cheapest material available) with a black tie.

When the club decided to change these, it was decided to import kits, but a mix-up by the supplier meant that the team got the Notts County black and white instead. The club's stadium is the 69,041-seat Stadio Delle Alpi, which it currently shares with Torino F.C.. This arrangement will end after the 2005–06 season, when Torino F.C. will open a new ground of its own.

Juventus F.C. was founded in November 1897 by students from Massimo D'Azeglio Lyceum, in a "legendary" bench in one of Turin's boulevard, Re Umberto boulevard. The team won a previous version of the national league titles as early as 1905, but did not win their second until 1926. In 1923, the Agnelli family (owners of Fiat) gained control of the club, and built a private stadium in Villar Perosa (near Turin) and a complete series of facilities and services.

From 1931, the club won five consecutive Italian league championships (Italian scudetto). In 1933, they began playing at the Stadio Comunale. Post-war the club was very successful domestically, winning its tenth championship in 1961, but did not win any European titles until 1977 with the UEFA Cup.

The height of European success was not reached until 1985, when they won the European Champions Cup, but this success was largely overshadowed by the Heysel disaster that had occurred during the final between Juventus and Liverpool. Juventus repeated the success by winning the Champions League for a second time in 1996, and have not won it again since, the closest chance being when they lost to AC Milan in the 2003 final due to losing in a penalty shootout.

Juventus also won the Cup Winners' Cup in 1984 and two more UEFA Cup (1990, 1993). However, in 1999, due to their poor domestic season, they were forced into the ignominy of entering the UEFA Intertoto Cup in order to qualify for Europe. They have won 28 Italian titles and nine Coppa Italias to date, both national records. The club is also one of only four to have won all three major European trophies.

Until recently, Juventus' players had to wear short (and regular) hair; the club also provided the team with official formal wear (made by famous tailors) and forced them to complete their educational studies. Most of its players remained with Juventus until the end of their careers; many still work for the club or for Fiat (or related companies).

The two stars on the Juventus shirt signify they have won the Scudetto over 20 times. In fact, Juventus won the Italian Championship 28 times, more than any other Italian club; no other club has won the championship over 20 times, but the closest one to that objective is AC Milan.

Juventus is now a corporation, listed on the Borsa Italiana. The sale of Zinedine Zidane to Real Madrid of Spain was the most expensive in football to date, costing the Spanish club over $64 million (US), which is accurately £48 million.



Re: JUVENTINI... FORZA JUVE!!!

Post by yudhagen8 on Sat 14 Aug 2010 - 13:35
▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
-=The Trophy=-


29 Italian Championships (Record)/ Scuddetto

Campione D'italia
1905, 1925-26, 1930-31, 1931-32, 1932-33,
1933-34, 1934-35, 1949-50, 1951-52,
1957-58, 1959-60, 1960-61, 1966-67,
1971-72, 1972-73, 1974-75, 1976-77,
1977-78, 1980-81, 1981-82, 1983-84,
1985-86, 1994-95, 1996-97, 1997-98,
2001-02, 2002-03, 2004-05(dicolong), 2005-06(revoke).
buat gw....scudetto tetap punya kita....walau inter yg dapet
but bagi gw dan juventini pd umumnya masi tetep punya punggawa bianconeri!!!!!


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
9 Italian Cups (Record) / Coppa Italia

1937-38, 1941-42, 1958-59, 1959-60,
1964-65, 1978-79, 1982-83, 1989-90,
1994-95.


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
4 Italian Supercups (Joint Record)/ Super Coppa italia

1995-96, 1997-98, 2002-2003, 2003-2004.


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
Champions League trophies

1984-85, 1995-962


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
3 UEFA Cups (Joint Record):

1976-77, 1989-90, 1992-93.


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
1 Cupwinners cup:

1983-84.


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
1 Intertoto Cup:

1999


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
2 World Club Cups/intercontinental cup/toyota cup :

1985-86, 1996-97.


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
2 European Supercups

1984-85, 1996-97

----------------------------------------------------

Primavera

▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
4 Primavera Italian Championships:

1962-1963, 1971-1972, 1993-1994, 2005-2006


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒
2 Primavera Italian Cups

1994-1995, 2003-2004


▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒ ★ ★ ▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒

7 Viareggio Youth Tournaments


1961, 1994, 2003, 2004, 2005,2009,2010




-= The Stadium =-


The construction of the leggendary Stadio Comunale started in 1932. The stadium was built in only 7 months and was at first named after the fascist leader Benito Mussolini. The first game at the Stadio Mussolini was played on the 14th of May 1933. The stadium had a capacity of 71 160 spectators and was for many years the biggest stadium in Italy. After the war the stadium was renamed Stadio Comunale.


In 1987 the capacity of the Stadio Comunale was reduced to 45 000 spectators due to security reasons, and it became clear that Turin needed a new stadium. The new Stadio Delle Alpi was built outside the city centre and was ready for the World Cup in 1990. The Turin population soon realized that the stadium had poor visibility and some spectators are 162 metres from the ball in certain moments of the game. Therefore the stadium never gained popularity, and Juventus will rebuild the stadium starting in the summer of 2005. The new Delle Alpi stadium will be ready in 2012.


Juventus started to build their Mondo Juve complex in the summer of 2004. The gigantic training complex will consist of 9 training grounds and will be ready in the summer of 2005. The first team and all youth teams will train together in the complex located at Vinovo just outside Turin. Juventus will also start building their new stadium inside the current Delle Alpi stadium in May 2006. The new stadium will be ready in 2012. and called "Juventus Arena or Five Star Stadium(sponsor named)"

-=Lippi Era=-


The incredibly proliferous 1980's were inevitably followed by less glorious, but never dull moments: in 1990 Juventus won both the UEFA Cup and the Italian Cup (under president Vittorio Caissotti di Chiusano, who took over from Boniperti, and coach Dino Zoff) and again in 1993 the UEFA Cup.

After many dissapointing years, Marcello Lippi took over the helm at the club. He immediately won the Serie A title in 1995, nine years after the last "Scudetto" in 1986. Lippi crowned his fabulous first season at the club taking "The Double" by also winning the Italian Cup. A trophy the team has won more than any other, nine times since 1938.

Lippi continued his huge success at the club and also won back the Champions League to the club in 1996. Juventus had wanted to win the trophy since their last but tragic success at the Heysel stadium in 1985. The success continued, and in the 1996-97 season Lippi won the Serie A title, the European Supercup and the World Club Cup. Juventus lost the Champions league final against Borussia Dortmund in 1997 and against Real Madrid in 1998. The 1997-98 season was crowned by the 25th Serie A title of the club. Lippi was sacked in the 1998-99 season, but Juventus didn't manage to win under the helm of Carlo Ancelotti.

Marcello Lippi returned to the club in the summer of 2001 and immediately won back the Serie A title for the club. Juventus won their second consecutive Serie A title in the 2002-2003 season, but lost their third consecutive Champions League final. The year 2003 was tragic for the fact that both Giovanni Agnelli and Vittorio Chiusano passed away. In 2004 also Umberto Agnelli passed away. After a dissapointing 2003-2004 season Marcello Lippi left Juventus and took over the job as Coach for Italy from Giovanni Trapattoni. Juventus shocked everyone when they announced his replacement, Fabio Capello from Roma.

On January 10, 2006 Alessandro Del Piero became the all time leading goalscorer for Juventus when he scored three times in a match against Fiorentina and took his total goals for the club to 185. The previous record holder was Giampiero Boniperti, who scored 182 goals for the club. Other famous players to have played for the club include Michel Platini, Franco Causio, Gaetano Scirea, Dino Zoff, John Charles and Zinedine Zidane.


-=The Logo's =-

tahun 70-an


tahun 80-an


tahun 90-an


2005-sekarang

FORZA JUVE

TRAGEDI HEYSEL

Tragedi Heysel

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Tragedi Heysel terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 di mana pada saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions). Peristiwa ini merupakan sejarah buram persepak bolaan Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya. Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi. Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.
Meskipun terjadi peristiwa yang mengenaskan dengan jumlah korban yang begitu besar, panitia memutuskan untuk terus melanjutkan pertandingan. Kick off dilakukan setelah kapten kedua kesebelasan meminta penonton untuk tenang. Alasan lain adalah untuk meredam atmosfer kerusuhan yang mulai menyebar. Tifosi Ultras Juventus di bagian lain stadion sempat akan melakukan pembalasan. Mereka mencoba untuk bergerak ke arah pendukung Liverpool namun berhasil dicegah satuan keamanan. Dengan dimulainya pertandingan maka suasana bisa mulai dikendalikan. Pertandingan itu sendiri dimenangi Juventus dengan hasil akhir 1 - 0. Michel Platini mencetak gol semata wayang Juventus dari titik penalti setelah Zbigniew Boniek dilanggar oleh pemain Liverpool.

Daftar isi

[tampilkan]

[sunting] Korban

39 suporter sepak bola meninggal dalam peristiwa ini, 32 suporter Juventus, 4 orang warga negara Belgia, 2 orang Perancis serta seorang Irlandia.
  • Rocco Acerra (29)
  • Bruno Balli (50)
  • Alfons Bos
  • Giancarlo Bruschera (21)
  • Andrea Casula (11)
  • Giovanni Casula (44)
  • Nino Cerrullo (24)
  • Willy Chielens
  • Giuseppina Conti (17)
  • Dirk Daenecky
  • Dionisio Fabbro (51)
  • Jacques François
  • Eugenio Gagliano (35)
  • Francesco Galli (25)
  • Giancarlo Gonnelli (20)
  • Alberto Guarini (21)
  • Giovacchino Landini (50)
  • Roberto Lorentini (31)
  • Barbara Lusci (58)
  • Loris Messore (28)
  • Gianni Mastrolaco (20)
  • Sergio Bastino Mazzino (38)
  • Luciano Rocco Papaluca (38)
  • Luigi Pidone (31)
  • Bento Pistolato (50)
  • Patrick Radcliffe
  • Domenico Ragazzi (44)
  • Antonio Ragnanese (29)
  • Claude Robert
  • Mario Ronchi (43)
  • Domenico Russo (28)
  • Tarcisio Salvi (49)
  • Gianfranco Sarto (47)
  • Amedeo Giuseppe Spolaore (55)
  • Mario Spanu (41)
  • Tarcisio Venturin (23)
  • Jean Michel Walla
  • Claudio Zavaroni (28)

[sunting] Konsekuensi

Kepolisian Inggris menyelidiki lebih lanjut dari berbagai sumber. Film sepanjang 17 menit dan berbagai hasil jepretan kamera menjadi alat untuk mengungkap kejadian tersebut. TV Eye menayangkan satu jam penuh perihal Tragedi Heysel, dan foto-foto pun dipublikasikan melalui media massa. Hanya 27 orang akhirnya ditahan dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan, sebagian besar mereka berasal dari Merseyside dan memang telah beberapa kali berurusan dengan hukum karena kerusuhan sepakbola. 14 orang pendukung Liverpool itu akhirnya dipidana atas dakwaan tersebut.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, pada tanggal 30 Mei 1985 UEFA melalui penyidik resminya, Gunter Schneider, menyatakan bahwa kesalahan sepenuhnya ada di pihak Liverpool. Bahkan kemudian, pada tanggal 31 Mei 1985, Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher mendesak FA untuk melarang tim-tim Inggris untuk bermain di Eropa. Dua hari kemudian UEFA secara resmi memutuskan untuk melarang semua klub sepakbola Inggris untuk melakukan pertandingan di seluruh Eropa untuk "waktu yang belum ditentukan". Tanggal 6 Juni putusan itu berubah menjadi pelarangan bertanding di seluruh dunia, namun seminggu kemudian diputuskan bahwa pertandingan persahabatan diperbolehkan. Sanksi ini tidak berlaku untuk Timnas Inggris.
Putusan terakhir adalah pengucilan klub-klub Inggris dari peta persepakbolaan dunia selama lima tahun, dan tiga tahun tambahan khusus untuk Lipervool dan akhirnya mendapat keringanan dengan hanya satu tahun tambahan. Peristiwa Heysel telah merugikan klub-klub Inggris seperti Manchester United, Arsenal, Everton, Nottingham Forest, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan lain-lain yang pada rentang waktu tersebut sebenarnya berhak untuk ikut ambil bagian dalam kompetisi Eropa.
Hukuman yang begitu berat tersebut adalah sebagai peringatan bahwa kekerasan dalam sepakbola tidak boleh terjadi kembali. Suporter asal Inggris memang terkenal akan kebrutalannya. Makanya dari sanalah muncul istilah "hooliganisme". 10 tahun sebelum tragedi ini, di final European Cup 1975 fans Leeds United membuat kerusuhan dengan menyerang suporter Bayern Muenchen, berikut pemain dan offisial. Masyarakat sepakbola mengutuk tindakan itu namun UEFA masih memberi keringanan dengan hanya menghukum dengan larangan bertanding di kejuaraan Eropa untuk Leeds United selama 4 tahun. Setahun sebelum Final Piala Champions 1985, sebenarnya hooligan Lipervool juga sudah bentrok dengan tifosi AS Roma dalam ajang yang sama. Namun keributan itu tidak sampai mendapat begitu banyak perhatian.

[sunting] Peringatan

Sebuah tugu peringatan Tragedi Heysel didirikan dengan biaya £140,000. Diresmikan tepat 20 tahun setelah kejadian tersebut, 29 Mei 2005. Berbentuk jam matahari, tugu tersebut dihiasi dengan batu-batuan yang berasal dari Italia dan Belgia. Sebuah puisi "Funeral Blues" oleh penyair Inggris W. H. Auden melengkapi simbolisasi kesedihan tiga negara. 39 lampu bersinar untuk setiap korban Heysel. Tugu peringatan ini didesain oleh seniman Perancis Patrick Remoux.
Perdelapan final Liga Champions 2005 mempertemukan kedua tim. The Kop, di Liverpool mengkoordinasikan sebuah koreografi mosaik bertuliskan "Amicizia" ditujukan kepada para suporter Juventus yang memadati Anfield. Artinya persahabatan, sebuah permohonan maaf kepada tifosi Juventus. Sebagian tifosi menyambutnya, namun tidak sedikit pula yang menolaknya karena rentang waktu uluran persahabatan tersebut terlalu lama, 20 tahun sejak tragedi Heysel pecah.

[sunting] Pranala luar

Selasa, 16 November 2010

Juventus Football Club (dari bahasa Latin:[4] iuventus: masa muda, diucapkan [juˈvɛntus]), biasa disebut sebagai Juventus dan popular dengan nama Juve, merupakan sebuah klub sepak bola profesional asal Italia yang berbasis di kota Turin, Piedmont, Italia. Klub ini didirikan pada 1897 dan telah mengarungi beragam sejarah manis, dengan pengecualian kejadian musim 2006-2007, di Liga Italia seri-A. Klub ini sendiri merupakan salah satu anak perusahaan dari FIAT Group, yang saat ini dimiliki oleh keluarga Agnelli, dan membawahi perusahaan-perusahaan lain seperti Fiat Automobile, Ducati Corse (termasuk tim balap MotoGP dan WSBK Ducati), tim F1 Scuderia Ferrari, Ferrari Corse, dan Maserati Automobile.
Juventus merupakan klub tersukses dalam sejarah Liga Italia Seri-A dengan raihan 27 gelar juara (Scudetto),[5] dan juga tercatat sebagai salah satu klub tersukses di dunia.[5] Merujuk pada International Federation of Football History and Statistics, sebuah organisasi internasional yang berafiliasi pada FIFA, Juventus menjadi klub terbaik Italia di abad 20, dan menjadi klub terbaik Italia kedua di Eropa dalam waktu yang sama.[6]
Secara keseluruhan, klub ini telah memenangi 51 kejuaraan resmi.[7] Dengan rincian 40 di Italia, dan 11 di zona UEFA dan dunia.[8][9] Sekaligus menjadikannya sebagai klub tersukses ketiga di Eropa, dan keenam di dunia, dengan gelar-gelar dunia yang diakui oleh enam organisasi konfederasi sepak bola, dan tentunya FIFA.[10]
Klub ini menjadi klub pertama Italia dan Eropa Selatan yang berhasil memenangi gelar Piala UEFA (sekarang namanya menjadi Liga Europa).[11] Pada 1985, Juventus menjadi satu-satunya klub di dunia yang berhasil memenangi seluruh kejuaraan piala internasional dan kejuaraan liga nasional,[12] dan menjadi klub Eropa pertama yang mampu menguasai semua kejuaraan UEFA dalam satu musim.[13][14][15]
Juventus juga menjadi salah satu klub sepak bola Italia dengan jumlah fans terbesar[16], dan diperkirakan ada 170 juta orang didunia yang juga menjadi fans Juve.[17] Klub ini menjadi salah satu pencipta ide European Club Association, yang dulu dikenal dengan nama G-14, yang berisikan klub-klub kaya Eropa. Klub ini juga menjadi penyumbang terbanyak pemain untuk tim nasional Italia.
Sejak 2006 klub ini bermarkas di Stadio Olimpico di Torino. Markas lama mereka yaitu stadion Stadio delle Alpi, sedang dalam perombakan besar-besaran yang diperkirakan akan selesai pada awal musim 2011-2012, dimana nanti namanya akan berubah menjadi Juventus Arena.[18]


Sejarah

Foto bersejarah, Juventus FC di tahun 1898.
Juventus didirikan dengan nama Sport Club Juventus pada pertengahan tahun 1897 oleh siswa-siswa dari sekolah Massimo D'Azeglio Lyceum di Turin[19], tetapi kemudian berubah nama menjadi Foot-Ball Club Juventus dua tahun kemudian.[2] Klub ini bergabung dengan Kejuaraan Sepak Bola Italia pada tahun 1900. Dalam periode itu, tim ini menggunakan pakaian warna pink dan celana hitam. Juve memenangi gelar seri-A perdananya pada 1905, ketika mereka bermain di Stadio Motovelodromo Umberto I. Di sana klub ini berubah warna pakaian menjadi hitam putih, terinspirasi dari klub Inggris Notts County.[20]
Pada 1906, beberapa pemain Juve secara mendadak menginginkan agar Juve keluar dari Turin.[2] Presiden Juve saat itu, Alfredo Dick kesal dan ia memutuskan hengkang untuk kemudian membentuk tim tandingan bernama FBC Torino yang kemudian menjadikan Juve vs. Torino sebagai Derby della Mole.[21] Juventus sendiri ternyata tetap eksis walaupun ada perpecahan, bahkan bisa bertahan seusai Perang Dunia I.[20]

[sunting] Raja Italia

Juventus FC di tahun 1903.
Pemilik FIAT, Edoardo Agnelli mengambil alih kendali Juventus pada 1923, dimana kemudian ia membangun stadion baru.[2] Hal ini memberikan semangat baru untuk Juventus, dimana pada musim 1925-26, mereka berhasil menjadi scudetto dengan mengalahkan Alba Roma dengan agregat 12-1. Pada era 1930-an, klub ini menjadi klub super di Italia dengan memenangi gelar lima kali berturut-turut dari 1930 sampai 1935, dibawah asuhan pelatih Carlo Carcano[20], dan beberapa pemain bintang seperti Raimundo Orsi, Luigi Bertolini, Giovanni Ferrari dan Luis Monti.
Juventus kemudian pindah kandang ke Stadio Comunale, tetapi di akhir 1930-an dan di awal 1940-an mereka gagal merajai Italia. Bahkan mereka harus mengakui tim sekota mereka, A.C. Torino.
Setelah Perang Dunia II, Gianni Agnelli diangkat menjadi presiden kehormatan. Klub ini lantas menambah dua gelar seri-A pada 1949–50 dan 1951–52, dibawah kepelatihan orang Inggris, Jesse Carver.
Dua striker baru dikontrak pada musim 1957–58; seorang Wales bernama John Charles dan blasteran Italia-Argentina Omar Sívori, yang bermain bersama punggawa lama seperti Giampiero Boniperti. Musim ini, Juve kembali berjaya di seri-A, dan menjadi klub Italia pertama yang mendapatkan bintang kehormatan karena telah memenangi 10 gelar Liga seri-A. Di musim yang sama, Omar Sivori terpilih menjadi pemain Juventus pertama yang memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa. Juve juga berhasil memenangi Coppa Italia setelah mengalahkan ACF Fiorentina di final. Boniperti pensiun di 1961 sebagai top skorer terbaik Juventus sepanjang masa dengan 182 gol di semua kompetisi yang ia ikuti bersama Juventus.
Di era 1960-an, Juve hanya sekali memenangi seri-A yaitu di musim 1966–67. Tetapi pada era 1970-an, Juve kembali menemukan jatidirinya sebagai klub terbaik Italia. Di bawah kepelatihan mantan pemain Juve Čestmír Vycpálek, Juve berhasil menambah dua gelar Seri-A pada musim 1971–72 dan 1972–73, dengan pemain bintang seperti Roberto Bettega, Franco Causio dan José Altafini. Selanjutnya mereka berhasil menambah dua gelar lagi bersama defender Gaetano Scirea. Dan dengan masuknya pelatih hebat bernama Giovanni Trapattoni, Juve berhasil memperpanjang dominasi mereka di era 1980-an.

[sunting] Merajai Eropa

Logo lama Juventus yang digunakan sebelum musim 2004-05.
Era tangan dingin Trapattoni benar-benar membuat seri-A porak poranda di 1980-an.[20] Juve sangat perkasa di era tersebut, dengan gelar seri-A empat kali di era tersebut. Puncaknya adalah pada 1982 dimana Juve menjadi klub seri-A pertama yang berhasil memenangi seri-A sebanyak 20 kali[22], dan itu berarti mereka boleh menambah tanda bintang di kausnya satu kali lagi. Paolo Rossi, salah satu pemain Juve bahkan terpilih menjadi Pemain Terbaik Eropa pada 1982, sesaat setelah berlangsungnya Piala Dunia 1982.[23]
Setelah Rossi, pria Perancis bernama Michel Platini secara mengejutkan berhasil menjadi pemain Eropa tiga kali berturut-turut; 1983, 1984 dan 1985, dimana sampai saat ini belum ada pemain yang bisa menyamai dirinya. Juventus menjadi satu-satunya klub yang mampu mengantarkan pemainnya menjadi pemain terbaik Eropa sebanyak empat tahun berurutan.[24] Platini juga menjadi bintang saat Juve berhasil menjadi juara Liga Champions Eropa pada 1985 dengan sumbangan satu gol semata wayangnya. Tragisnya, final melawan Liverpool FC dari Inggris tersebut yang berlangsung di Stadion Heysel Belgia, harus dibayar mahal dengan kematian 39 tifoso Juventus akibat terlibat kerusuhan dengan para hooligans dari Liverpool. Sebagai hukuman, tim-tim Inggris dilarang mengikuti semua kejuaraan Eropa selama lima tahun.[25] Diakhir 1980-an, Juve gagal menunjukkan performa terbaiknya, mereka harus mengakui keunggulan Napoli dengan bintang Diego Maradona, dan kebangkitan dua tim kota Milan, AC Milan dan Inter Milan.[20] Pada 1990, Juve pindah kandang ke Stadio delle Alpi, yang dibangun untuk persiapan Piala Dunia 1990.[26]

[sunting] Era Marcello Lippi

Marcello Lippi, salah satu pelatih sukses Juventus.
Marcello Lippi mengambil alih posisi manajer Juventus pada awal musim 1994-95.[2] Ia lantas mengantarkan Juventus memenangi seri-A untuk pertama kalinya sejak pertengahan 1980-an di musim 1994-95. Pemain bintang yang ia asuh saat itu adalah Ciro Ferrara, Roberto Baggio, Gianluca Vialli dan pemain muda berbakat bernama Alessandro Del Piero. Lippi memimpin Juventus untuk memenangi Liga Champions Eropa pada musim itu juga, dengan mengalahkan Ajax Amsterdam melalui adu penalti, setelah skor imbang 1-1 pada babak normal, dimana Fabrizio Ravanelli menyumbangkan satu gol untuk Juve.[27]
Sesaat setelah bangkit kembali, para pemain Juventus yang biasa-biasa saja saat itu secara mengagumkan bisa mengembangkan diri mereka menjadi pemain-pemain bintang. Mereka adalah Zinedine Zidane, Filippo Inzaghi dan Edgar Davids. Juve kembali memenangi seri-A musim 1996–97 dan 1997–98, termasuk juga Piala Super Eropa 1996[28] dan Piala Interkontinental 1996.[29] Juventus juga mencapai final Liga Champions di musim 1997 dan 1998, tetapi mereka kalah oleh Borussia Dortmund (Jerman) dan Real Madrid (Spanyol).[30][31]
Setelah dua musim absen karena dikontrak oleh Inter Milan (dan gagal), Marcello Lippi kembali ke Juventus di awal 2001. Pria penyuka cerutu ini lantas membawa beberapa pemain biasa, yang kembali ia berhasil sulap menjadi pemain hebat, diantaranya Gianluigi Buffon, David Trézéguet, Pavel Nedvěd dan Lilian Thuram, dimana para pemain tersebut membantu Juve kembali memenangi dua gelar seri-A di musim 2001-02 dan 2002-03. Juve juga berhasil maju kembali ke final Liga Champions, sayangnya mereka kalah oleh sesame tim Italia lain, AC Milan. Tahun berikutnya, Lippi diangkat menjadi manajer timnas Italia setelah bersaing ketat dengan Fabio Capello, dan mengakhiri eranya sebagai pelatih terbaik Juventus di era 1990-an dan awal 2000-an.[22]

[sunting] Saat ini

Fabio Capello (foto saat masih menjadi pemain Juventus tahun 1973) yang sempat menjadi pelatih Juventus di tahun 2004-2006.
Mantan pemain Juventus era 1970-an, Fabio Capello diangkat menjadi pelatih Juve pada 2004. Ia membawa timnya menjuarai dua musim seri-A di musim 2004-05 dan 2005-06. Sayangnya, di Mei 2006 Juve ketahuan menjadi salah satu klub seri-A yang terlibat skandal pengaturan skor bersama AC Milan, AS Roma, SS Lazio, dan ACF Fiorentina. Juve terkena sanksi berat, dimana mereka terpaksa di degradasi ke seri-B untuk pertama kali dalam sejarah. Dua gelar yang dibawa Capello juga harus direlakan untuk dicabut.[32]
Dibawah manajer muda Perancis, Didier Deschamps dan para pemain setia seperti Gianluigi Buffon dan Pavel Nedved, Juve menjadi tim super di seri-B dan dengan hasil sebagai juara seri-B untuk pertama kalinya, Juve kembali ke seri-A pada musim 2007-08. Claudio Ranieri[33] diangkat menjadi pelatih Juve setelah Deschamps berseteru soal bayaran gaji. Sayangnya usia Ranieri juga tidak berlangsung lama setelah ia gagal membawa Juve juara di musim 2008-09.[34] Mantan pemain Juve lain, Ciro Ferrara mulai bertugas menangani Juve di dua pertandingan akhir musim 2008-09 dan melanjutkan posisinya untuk musim 2009-10.[35] Namun Ferrara pun tidak bisa bertahan lama, karena di bulan Januari 2010 ia gagal membawa Juve berprestasi lebih baik setelah kandas di babak penyisihan grup Liga Champions. Ia pun akhirnya digantikan oleh Alberto Zaccheroni. Zaccheroni menangangi Juventus sampai akhir musim 2009-10 dan kemudian ia digantikan oleh Luigi Del Neri.

[sunting] Warna, logo, dan julukan

Vincenzo Iaquinta, dengan kostum Juventus tahun 2008-09.
Juventus telah bermain memakai kostum berwarna hitam dan putih ala zebra sejak tahun 1903. Aslinya, Juve bermain memakai kostum berwarna pink, tetapi karena satu dan lain hal, salah satu pemain Juve malah tampil dengan pakaian belang. Akhirnya Juve memutuska untuk beralih kostum menjadi belang hitam-putih.[36]
Juventus lantas menanyakan pada pemain yang memakai baju belang tersebut, yaitu orang Inggris bernama John Savage, apakah ia bisa mengontak teman-temannya di Inggris yang bisa menyuplai kostum Juve dengan warna tersebut. Ia lantas menghubungi temannya yang tinggal di Nottingham, yang menjadi supporter Notts County, untuk mengirim kostum belang hitam-putih ke Turin, dan temannya tersebut menyanggupinya.[36]
Logo resmi Juventus Football Club telah mengalami berbagai perubahan dan modifikasi sejak tahun 1920. Modifikasi terakhir adalah pada musim 2004-05. Dimana saat itu mereka mengubah logo menjadi oval, dengan lima garis vertical, dan banteng yang dibentuk dalam sebuah siluet. Dahulu sebelum musim 2004-05, Juve memiliki sebuah symbol berwarna biru (yang merupakan symbol lain dari kota Turin). Selain itu ditambahkan juga dua bintang yang menggambarkan mereka sebagai satu-satunya klub yang mampu memenagi gelar seri-A 20 kali. Sementara di era 1980-an, logo Juve lebih banyak dihiasi dengan siluet seekor zebra, menggambarkan mereka sebagai tim zebra kuat di seri-A.
Dalam perjalanan sejarahnya, Juve telah memiliki beberapa nama julukan, la Vecchia Signora[1] (the Old Lady dalam bahasa Inggris atau "si Nyonya Tua" dalam bahasa Indonesia) merupakan salah satu contoh. Kata "old" (tua) merupakan bagian dari nama Juventus, yang berarti "youth" (muda) dalam Latin.[4] Nama ini diambil dari usia para pemain Juventus yang muda-muda di era 1930-an. Nama "lady" (nyonya) merupakan bagian dari sebutan para tifoso ketika memanggil Juve sebelum era 1930-an. Klub ini juga mendapat julukan la Fidanzata d'Italia (the Girlfriend of Italy dalam bahasa Inggris atau "Pacar Italia" dalam bahasa Indonesia), karena selama beberapa tahun, Juve selalu memasok pemain baru dari daerah selatan Itala seperti dari Naples atau Palermo, dimana selain bermain sebagai pemain sepak bola, mereka juga bekerja untuk FIAT sejak awal 1930-an. Nama lain Juve adalah: I Bianconeri (the black-and-whites, atau Si Belang) dan Le Zebre (the zebras[37], atau Si Zebra) yang merujuk pada warna kostum Juventus.

[sunting] Stadion

Stadion Olimpiade Torino, kandang Juventus dari 1933 sampai 1990.
Setelah dua musim perdana mereka (1897 dan 1898), dimana Juve bermain di Parco del Valentino dan Parco Cittadella, pertandingan-pertandingan selanjutnya di gelar di Piazza d'Armi Stadium sampai 1908, kecuali di 1905 saat nama Scudetto diperkenalkan untuk pertama kali, dan di 1906, dimana Juve bermain di Corso Re Umberto.
Dari 1909 sampai 1922, Juve bermain di Corso Sebastopoli Camp, dan selanjutnya mereka pindah ke Corso Marsiglia Camp dimana mereka bertahan sampai 1933, dan memenangi empat gelar liga. Di akhir 1933 mereka bermain di Stadion Mussolini yang disiapkan untuk Piala Dunia 1934. Setelah PDII, stadion tersebut berganti nama menjadi Stadion Comunale Vittorio Pozzo. Juventus memainkan pertandingan kandangnya di sana selama 57 tahun dengan total pertandingan sebanyak 890 kali.[38] Sampai akhir Juli 2003 tempat tersebut masih dipakai sebagai sempat latihan Juve yang resmi.[39]
Dari tahun 1990 sampai akhir musim 2005-06, Juve menggunakan Stadion Delle Alpi, sebagai kandang mereka yang aslinya dibangun untuk Piala Dunia 1990, sesekali Juve juga menggunakan stadion lain seperti Renzo Barbera di Palermo, Dino Manuzzi di Cesena dan San Siro di Milan.[39]
Agustus 2006 Juve kembali bermain di Stadion Comunale, yang sekarang dikenal dengan nama Stadion Olimpiade, setelah Stadion Delle Alpi dipakai dan kemudian direnovasi untuk Olimpiade Musim Dingin Turin 2006.
Pada November 2008 Juventus mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan dana sebesar €100 juta untuk membangun stadion baru di bekas lahan Stadion Delle Alpi. Berbeda dengan Delle Alpi, stadion baru Juve ini tidak menyertakan lintasan lari, dan jarak antara penonton dengan lapangan hanya 8,5 meter saja, mirip dengan mayoritas stadion di Inggris, dimana kapasitasnya diperkirakan akan berisi 41.000 kursi. Pekerjaan ini dimulai pada musim semi 2009, dan diperkirakan akan selesai pada awal musim 2011-12. [40]

[sunting] Pendukung

Tifosi Juventus dalam sebuah pertandingan.
Juventus merupakan salah satu klub sepak bola dengan jumlah pendukung terbesar di Italia, dengan jumlah tifoso hampir 12 juta orang[17] (32.5% dari total tifosi bola di Italia), merujuk pada penelitian yang dilakukan pada Agustus 2008 oleh harian La Repubblica,[16] dan merupakan salah satu klub dengan jumlah supporter terbesar di dunia, dengan jumlah fans hampir 170 juta orang[17] (43 juta orang di Eropa),[17] selebihnya ada di Mediterrania, yang kebanyakkan diisi oleh imigran Italia.[41] Tim Turin ini juga mempunyai fans club yang cukup besar di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia melalui Juventini Indonesia.[42]
Tiket-tiket pertandingan kandang Juve memang tidak selalu habis setiap kali Juve bertanding di seri-A atau Eropa, kebanyakkan fans Juve di Turin mendukung tim kesayangan mereka lewat bar-bar atau restoran. Di luar Italia, kekuatan supporter Juventus sangatlah kuat. Juve juga sangat popular di Italia Utara dan Pulau Sisilia, dan menjadi kekuatan besar saat Juve bertanding tandang,[43] lebih dibandingkan para pendukung di Turin sendiri.
Untuk kawasan Indonesia sendiri sejak awal musim 2006-07 sudah berdiri sebuah komunitas khusus bagi para penggemar Juventus, dengan nama Juventus Club Indonesia (JCI). Komunitas ini kemudian diakui sebagai satu-satunya fans club resmi Juventus untuk Indonesia pada awal musim 2008-09 setelah hampir tiga tahun berjuang untuk mendapatkan lisensi dari pihak Juventus Italia.[44][45]

[sunting] Rivalitas

Juventus mempunyai beberapa utama di Italia. Pertama adalah klub sekota, FC Torino, dimana setiap pertandingan derby versus Juve selalu dijuluki Derby della Mole (Derby dari Torino) yang berawal sejak tahun 1906 dimana lucunya Torino sendiri didirikan oleh mantan-mantan pemain Juventus. Rival Juve yang lain di Italia adalah Internazionale; pertandingan Juve vs. Inter dijuluki sebagai Derby d'Italia (Derby dari Italia).[46] Sampai akhir musim 2006 ketika Juve terlempar ke seri-B, Inter dan Juve merupakan dua tim yang tidak pernah terdegradasi ke seri-B. Dua klub ini juga menjadi klub dengan fans terbesar di Italia, sejak pertengahan 1990-an.[46] Juve juga memiliki rival dengan AC Milan,[47] AS Roma[48] dan AC Fiorentina.[49]
Sementara untuk kawasan Eropa sendiri, rival utama Juventus adalah Manchester United FC dari Inggris dan FC Bayern Munich dari Jerman, dimana keduanya sangat sering sekali bertemu di ajang Liga Champions Eropa. Satu lagi rival utama Juventus di Eropa adalah Liverpool FC. Khusus Liverpool, tifosi Juve tidak akan pernah melupakan tragedi kerusuhan Heysel 1985 (final Liga Champions 1985), dimana sekitar 30 orang lebih pendukung Juventus tewas di stadion yang berada di Belgia tersebut.

[sunting] Skuad

[sunting] Tim utama

Tim utama, terhitung 1 September 2010.[50]
No.
Posisi Nama pemain
1 Flag of Italy.svg GK Gianluigi Buffon (wakil kapten)
2 Flag of Italy.svg DF Marco Motta (pinjaman dari Udinese)
3 Flag of Italy.svg DF Giorgio Chiellini
4 Flag of Brazil.svg MF Felipe Melo
5 Flag of Mali.svg MF Mohamed Sissoko
6 Flag of Italy.svg DF Fabio Grosso
7 Flag of Bosnia and Herzegovina.svg MF Hasan Salihamidžić
8 Flag of Italy.svg MF Claudio Marchisio
9 Flag of Italy.svg FW Vincenzo Iaquinta
10 Flag of Italy.svg FW Alessandro Del Piero (kapten)
11 Flag of Italy.svg FW Amauri
13 Flag of Austria.svg GK Alexander Manninger
14 Flag of Italy.svg MF Alberto Aquilani (pinjaman dari Liverpool)

No.
Posisi Nama pemain
17 Flag of France.svg DF Armand Traoré (pinjaman dari Arsenal)
18 Flag of Italy.svg FW Fabio Quagliarella (pinjaman dari Napoli)
19 Flag of Italy.svg DF Leonardo Bonucci
20 Flag of Italy.svg MF Davide Lanzafame
21 Flag of the Czech Republic.svg DF Zdeněk Grygera
23 Flag of Italy.svg MF Simone Pepe (pinjaman dari Udinese)
25 Flag of Uruguay.svg MF Jorge Andrés Martínez
26 Flag of Italy.svg DF Leandro Rinaudo (pinjaman dari Napoli)
27 Flag of Serbia.svg MF Miloš Krasić
29 Flag of Italy.svg DF Paolo De Ceglie
31 Flag of Italy.svg GK Marco Costantino
32 Flag of Italy.svg GK Marco Storari
33 Flag of Italy.svg DF Nicola Legrottaglie

[sunting] Dipinjamkan

No.
Posisi Nama pemain

Flag of Italy.svg GK Giorgio Merlano (di F.C.E. Viareggio)

Flag of Italy.svg GK Carlo Pinsoglio (di F.C.E. Viareggio)

Flag of Italy.svg GK Timothy Nocchi (di U.S. Poggibonsi)

Flag of Italy.svg DF Salvatore D'Elia (di Calcio Portogruaro Summaga)

Flag of Italy.svg DF Andrea Pisani (di A.S. Cittadella)

Flag of Italy.svg DF Simone Serino (di U.S. Poggibonsi)

Flag of Italy.svg MF Raffaele Bianco (di Benevento Calcio)

Flag of Italy.svg MF André Cuneaz (di U.S. Alessandria)

Flag of Italy.svg MF Luca Castiglia (di F.C.E. Viareggio)

Flag of Italy.svg MF Carlo Vecchione (di Benevento Calcio)

Flag of Italy.svg MF Luca Marrone (di A.C. Siena)

No.
Posisi Nama pemain

Flag of Italy.svg MF Simone Esposito (di Ascoli Calcio)

Flag of Italy.svg MF Sebastian Giovinco (di Parma F.C.)

Flag of Italy.svg MF Fausto Rossi (di Vicenza Calcio)

Flag of Italy.svg MF Cristian Pasquato (at Modena F.C.)

Flag of Portugal.svg MF Tiago (di Atlético Madrid)

Flag of Somalia.svg FW Ayub Daud (di Cosenza)

Flag of Italy.svg FW Ciro Immobile (di A.C. Siena)

Flag of Morocco.svg FW Oussama Essabr (di Cosenza)

Flag of Cuba.svg FW Samon Reider Rodríguez (di U.S. Pergocrema 1932)

Flag of Italy.svg FW Giovanni Terrazzino (di A.C. Isola Liri)

Flag of Italy.svg FW Alessandro D'Antoni (di F.C.E. Viareggio)

[sunting] Tim manajerial

Nama Kebangsaan Posisi dalam klub
Luigi Del Neri Flag of Italy.svg Manajer/pelatih kepala
Francesco Conti Flag of Italy.svg Assisten manajer/pelatih
Claudio Filippi Flag of Italy.svg Pelatih penjaga gawang
Adolfo Sormani Flag of Italy.svg Direktur teknik
Massimo Neri Flag of Italy.svg Koordinator kepelatihan
Roberto De Bellis Flag of Italy.svg Pelatih fisik
Luca Alimonta Flag of Italy.svg Pelatih fisik

[sunting] Presiden klub

Juventus mempunyai sejarah panjang dalam kepemimpinan klub ditangan seorang presiden, beberapa diantara mereka ada yang menjadi presiden sekaligus pemilik (dari keluarga Agnelli), sebagian lagi ada yang merupakan presiden kehormatan, berikut adalah daftar lengkapnya:[51]
 
Nama Tahun
Eugenio Canfari 1897–1898
Enrico Canfari 1898–1901
Carlo Favale 1901–1902
Giacomo Parvopassu 1903–1904
Alfred Dick 1905–1906
Carlo Vittorio Varetti 1907–1910
Attilio Ubertalli 1911–1912
Giuseppe Hess 1913–1915
Gioacchino Armano
Fernando Nizza
Sandro Zambelli
1915–1918(cpg.)
Corrado Corradini 1919–1920
Gino Olivetti 1920–1923
Edoardo Agnelli 1923–1935
Giovanni Mazzonis 1935–1936
 
Nama Tahun
Emilio de la Forest de Divonne 1936–1941
Pietro Dusio 1941–1947
Giovanni Agnelli (Presiden kehormatan) 1947–1954
Enrico Craveri
Nino Cravetto
Marcello Giustiniani
1954–1955(int.)
Umberto Agnelli 1955–1962
Vittore Catella 1962–1971
Giampiero Boniperti (Presiden kehormatan) 1971–1990
Vittorio Caissotti di Chiusano 1990–2003
Franzo Grande Stevens (Presiden kehormatan) 2003–2006
Giovanni Cobolli Gigli 2006 – 2009
Jean-Claude Blanc 2009 - 2010
Andrea Agnelli 2010 - ...
Keterangan:
(cpg.) Presidensial Komite ketika Perang Dunia I.
(int.) Presiden ad-interim.

[sunting] Statistik kepelatihan

Dibawah ini merupakan daftar pelatih Juventus sejak tahun 1923 ketika keluarga Agnelli dari FIAT mengambil alih Juventus,[2] sampai saat ini.[52]
 
Nama Kebangsaan Tahun
Jenő Károly Flag of Hungary.svg 1923–1926
József Viola Flag of Hungary.svg 1926–1928
George Aitken Flag of Scotland.svg 1928–1930
Carlo Carcano Flag of Italy.svg 1930–1935
Carlo Bigatto Iº
Benedetto Gola
Flag of Italy.svg
Flag of Italy.svg
1935(int.)
Virginio Rosetta Flag of Italy.svg 1935–1939
Umberto Caligaris Flag of Italy.svg 1939–1941
Federico Munerati Flag of Italy.svg 1941(int.)
Giovanni Ferrari Flag of Italy.svg 1941-1942
Luis Monti Flag of Argentina.svg/Flag of Italy.svg 1942(int.)
Felice Placido Borel IIº Flag of Italy.svg 1942–1946
Renato Cesarini Flag of Italy.svg 1946–1948
William Chalmers Flag of Scotland.svg 1948–1949
Jesse Carver Flag of England.svg 1949–1951
Luigi Bertolini Flag of Italy.svg 1951(int.)
György Sárosi Flag of Hungary.svg 1951–1953
Aldo Olivieri Flag of Italy.svg 1953–1955
Sandro Puppo Flag of Italy.svg 1955–1957
Ljubiša Broćić Flag of SFR Yugoslavia.svg 1957–1959
Teobaldo Depetrini Flag of Italy.svg 1959(int.)
Renato Cesarini Flag of Italy.svg 1959–1961
Carlo Parola Flag of Italy.svg 1961(int.)
Gunnar Gren
Július Korostelev
Flag of Sweden.svg
Flag of the Czech Republic.svg
1961(int.)
 
Nama Kebangsaan Tahun
Carlo Parola Flag of Italy.svg 1961–1962
Paulo Lima Amaral Flag of Brazil.svg 1962–1964
Eraldo Monzeglio Flag of Italy.svg 1964(int.)
Heriberto Herrera Flag of Paraguay.svg 1964–1969
Lùis Carniglia Flag of Argentina.svg 1969–1970
Ercole Rabitti Flag of Italy.svg 1970(int.)
Armando Picchi Flag of Italy.svg 1970–1971
Čestmír Vycpálek Flag of the Czech Republic.svg 1971–1974
Carlo Parola Flag of Italy.svg 1974–1976
Giovanni Trapattoni Flag of Italy.svg 1976–1986
Rino Marchesi Flag of Italy.svg 1986–1988
Dino Zoff Flag of Italy.svg 1988–1990
Luigi Maifredi Flag of Italy.svg 1990–1991
Giovanni Trapattoni Flag of Italy.svg 1991–1994
Marcello Lippi Flag of Italy.svg 1994–1999
Carlo Ancelotti Flag of Italy.svg 1999–2001
Marcello Lippi Flag of Italy.svg 2001–2004
Fabio Capello Flag of Italy.svg 2004–2006
Didier Deschamps Flag of France.svg 2006–2007
Giancarlo Corradini Flag of Italy.svg 2007(int.)
Claudio Ranieri Flag of Italy.svg 2007–2009
Ciro Ferrara Flag of Italy.svg 2009–2010
Alberto Zaccheroni Flag of Italy.svg 2010
Luigi Del Neri Flag of Italy.svg 2010
Keterangan:
(int.)Manajer ad-interim.

[sunting] Prestasi dan penghargaan

Secara umum, Juventus adalah klub tersukses di Italia dengan raihan gelar 40 gelar nasional di Italia,[7] dan salah satu klub tersukses di dunia,[5][6] dengan raihan 11 gelar internasional,[8] dengan raihan rekor 9 gelar UEFA dan dua FIFA.[53] menjadikan mereka sebagai klub ketiga yang sukses di Eropa[9] dan juga dunia,[10] dimana semuanya telah diakui secara pasti oleh UEFA dan FIFA, beserta enam konfederasi sepak bola dunia.[8]
Juventus telah memenangi 27 gelar seri-A, dan menjadi rekor terbanyak sampai saat ini,[22] dan juga menjadi catatan tersendiri saat Juve mendominasi lima musim berturut-turut seri-A dari musim 1930-31 sampai 1934-35.[22] Mereka juga telah memenangi Piala Italia Sembilan kali, dan menjadi rekor sampai saat ini.[54]
Juventus menjadi satu-satunya klub sepak bola Italia yang telah mendapatkan dua bintang sebagai tanda mereka telah menjuarai seri-A lebih dari 20 kali. Bintang pertama mereka dapatkan pada musim 1957-58 ketika Juve berhasil menjuarai seri-A untuk kesepuluh kalinya, dan yang kedua pada 1981-82 ketika Juve menjuarai seri-A untuk keduapuluh kalinya. Juventus juga merupakan klub Italia pertama yang memenangi gelar dobel (seri-A dan Coppa Italia) sebanyak dua kali, yaitu pada 1959-60 dan 1994-95.
Juventus tercatatkan juga sebagai klub pertama dan satu-satunya di dunia yang berhasil memenangi seluruh gelar kejuaraan resmi,[12] yang diakui oleh FIFA,[14][15][13][55] Juve memenangi Piala UEFA tiga kali, berbagi rekor bersama Liverpool dan Inter Milan.[56]
Klub Turin ini menempati posisi 7 —tetapi teratas untuk klub Italia—dalam daftar Klub Terbaik FIFA Abad 20 yang diumumkan pada 23 Desember 2000.[57]
Juventus juga mendapatkan status sebagai World's Club Team of the Year sebanyak dua kali tepatnya pada 1993 dan 1996[58], dan menempati rangking 3 dalam Rangking Klub Sepanjang masa (1991-2008) oleh International Federation of Football History & Statistics.[59]

[sunting] Gelar juara nasional Italia

  • Scudetto.svg Lega Calcio seri-A: 27 kali
    • Juara: 1905; 1925-26[60]; 1930–31; 1931–32; 1932–33; 1933–34; 1934–35; 1949–50; 1951–52; 1957–58; 1959–60; 1960–61; 1966–67; 1971–72; 1972–73; 1974–75; 1976–77; 1977–78; 1980–81; 1981–82; 1983–84; 1985–86; 1994–95; 1996–97; 1997–98; 2001–02; 2002–03.
    • Posisi kedua: (21 kali) 1903; 1904; 1906; 1937–38; 1945–46; 1946–47; 1952–53; 1953–54; 1962–63; 1973–74; 1975–76; 1979–80; 1982–83; 1986–87; 1991–92; 1993–94; 1995–96; 1999–00; 2000–01; 2008–09.
  • Coccarda Coppa Italia.svg Piala Italia: 9 kali
    • Juara: 1937–38; 1941–42; 1958–59; 1959–60; 1964–65; 1978–79; 1982–83; 1989–90; 1994–95.
    • Juara kedua: (4 kali) 1972–73; 1991–92; 2001–02; 2003–04.
  • Piala Kremlin : 2 kali
    • Juara : 1954, 1958.

[sunting] Gelar Eropa dan dunia

[sunting] Rekor dan statistik klub

Replika kaus Alex del Piero saat ia telah mengikuti 500 pertandingan di bawah bendera Juventus.
Alessandro Del Piero memegang rekor sebagai pemain Juve yang paling banyak tampil dalam pertandingan (600 kali sampai 10 Mei 2009). Ia mengambil alih posisi tersebut dari legenda Juve, Gaetano Scirea pada 6 Maret 2008 saat melawan Palermo. Giampiero Boniperti memegang rekor sebagai pemain yang banyak tampil di seri-A dengan 444 kali penampilan.
Bila dihitung dengan seluruh kompetisi resmi yang diikuti Juventus, Alessandro Del Piero memegang rekor sebagai topskor Juve dengan 241 gol sampai 19 Mei 2008, sejak pertama ia bergabung pada 1993. Giampiero Boniperti, yang sempat menduduki posisi tersebut dengan 182 gol menyusul di posisi kedua, tetapi secara statistic ia masih menjadi topskor terbanyak di ajang seri-A sampai Juni 2007.[73][74]
Pada musim 1933-34, Felice Placido Borel II° mencetak 31 gol dalam 34 kali penampilan, menjadikan rekor pribadi bagi dirinya dan Juventus dalam satu musim. Ferenc Hirzer menjadi topskor terbanyak dalam satu musim dengan 35 gol dalam 26 penampilan di musim 1925-26 (rekor juga untuk sepakbola Italia). Gol paling banyak tercipta oleh satu pemain adalah 6 gol yang dicapai oleh Omar Enrique Sivori ketika Juventus melawan Inter Milan pada musim 1960-61.[20]
Pertandingan resmi perdana yang diikuti oleh Juventus adalah Third Federal Football Championship, yang merupakan pendahulu dari seri-A, melawan Torinese dimana Juve kalah 0-1. Kemenangan terbesar yang dicetak Juve adalah saat melawan Cento dengan skor 15-0 di ronde kedua Coppa Italia pada musim 1926-27. Di seri-A sendiri, Fiorentina dan Fiumana adalah dua klub yang sempat dikalahkan Juve dengan skor besar, masing-masing klub kalah dari Juve dengan skor 11-0 di musim 1928-29. Kekalahan Juventus terbesar diderita saat mereka menjalani musim 1911-12 (melawan AC Milan kalah dengan skor 1-8) dan musim 1912-13 (melawan rival sekota AC Torino kalah dengan skor 0-8).[20]
Si Nyonya Tua memegang rekor sebagai tim dengan produktivitas gol paling besar sepanjang musim, di semua kompetisi, tepatnya pada musim 1992-93 dengan total 106 gol sepanjang musim. Penjualan Zinedine Zidane ke Real Madrid pada 2001 menjadi rekor dunia dengan nilai £46 juta sebelum dipecahkan oleh Cristiano Ronaldo yang juga pindah ke klub yang sama dengan nilai £82 juta.[75]

[sunting] Kontribusi untuk tim nasional Italia

Gianluigi Buffon, salah satu pemain Juventus yang menjadi langganan timnas Italia.
Secara keseluruhan, Juventus merupakan klub yang paling banyak menyumbang pemain untuk timnas Italia dalam sejarah,[76] Si Nyonya Tua menjadi satu-satunya klub yang menyumbangkan pemain sejak Piala Dunia 1934.[77] Juve juga menjadi contributor utama untuk timnas Italia yang dikenal dengan sebutan Dua Era Emas, yang pertama adalah saat era Quinquennio d'Oro (The Golden Quinquennium), dari 1931 sampai 1935, dan Ciclo Leggendario (The Legendary Cycle), dari 1972 sampai 1986.
Berikut adalah daftar pemain Juventus yang dipanggil masuk ke dalam skuad tim Azzuri Italia saat mereka memenangi gelar juara dunia:[78]
Dua pemain Juve memenangi gelar Sepatu Emas di Piala Dunia, yang pertama adalah Paolo Rossi di 1982 dan Salvatore Schillaci di Piala Dunia 1990. Sebagai kontributor untuk timnas juara dunia Italia, dua pemain Juve yaitu Alfredo Foni dan Pietro Rava, juga berhasil mengantarkan Italia merebut medali emas dalam Olimpiade Musim Panas 1936. Pemain Juve lainnya, Sandro Salvadore, Ernesto Càstano dan Giancarlo Bercellino juga menjadi bagian dari timnas juara Eropa Italia tahun 1968.[79]
Juventus juga berperan dalam menyumbang pemain-pemain hebat untuk timnas non-Italia. Zinedine Zidane dan Didier Deschamps adalah dua pemain Juve saat mereka memenangi Piala Dunia 1998 membuat Juventus menjadi penyumbang terbanyak skuad juara dunia suatu timnas dengan jumlah 24 pemain. Pemain timnas Perancis lain seperti Patrick Vieira, David Trézéguet dan Lilian Thuram juga sempat singgah bermain di Juventus. Tiga pemain Juve juga memenangi kejuaraan Piala Eropa dengan timnas non-Italia, Luis del Sol menjadi salah satunya saat ia memenangi Piala Eropa 1964 bersama Spanyol, disusul Michel Platini dan Zidane yang memenangi Euro 1984 dan Euro 2000.[80]

[sunting] Juventus sebagai perusahaan

Sejak 27 Juni 1967, Juve tercatat sebagai perushaan publik, dan sejak 3 Desember 2001 nama mereka tercatat di Borsa Italiana. Saat ini saham Juventus dimiliki sebanyak 60% oleh Exor S.p.A, dan FIAT Group (keluarga Agnelli). 7.5% untuk Libyan Arab Foreign Investment Co. dan 32.5% kepada pemegang saham lainnya.
Bersama SS Lazio dan AS Roma, Juve menjadi satu dari tiga klub yang tercatat di Bursa Efek Italia. Juventus juga menjadi satu-satunya klub sepak bola yang menjadi anggota STAR (Segment of Stocks conforming to High Requirements, it. Segmento Titoli con Alti Requisiti), salah satu market segmen di dunia.
Tempat latihan Juve saat ini dimiliki oleh Vinovo S.p.A., dan diawasi oleh Juventus Football Club S.p.A dengan kepemilikan modal mencapai 71.3%.
Sejak 1 Juli 2008 Juve bergabung menjadi anggoya Safety Management System untuk karyawan dan atlet sesuai regulasi internasional OHSAS 18001:2007 dan anggota Safety Management System untuk sektor medis sesuai regulasi internasional ISO 9001:2000 resolution.
Merujuk pada jurnal ekonomi The Football Money League yang diterbitkan oleh konsultan keuangan Deloitte, di musim 2005-06 Juventus menjadi klub dengan pemasukan terbesar ketiga di dunia dengan prakiraan pemasukan €251.2 juta. Saat ini, Juve tercatat sebagai klub sepak bola terkaya di dunia berdasar rangking majalah Forbes, dimana di Italia mereka adalah yang terkaya kedua dibelakang AC Milan yang dimiliki raja media Italia Silvio Berlusconi.

[sunting] Pemasok kostum dan sponsor

Periode Produsen kostum Sponsor
1979–1989 Kappa Ariston
1989–1992 UPIM
1992–1995 Danone
1995–1998 Sony / Sony Minidisc
1998–1999 D+Libertà digitale / Tele+
1999–2000 CanalSatellite / D+Libertà digitale / Sony
2000–2001 Ciao Web / Lotto Sportal.com / Tele+
2001–2002 Lotto FASTWEB / Tu Mobile
2002–2003 FASTWEB / Tamoil
2003–2004 Nike
2004–2005 SKY Italia / Tamoil
2005–2007 Tamoil
2007–2010 New Holland FIAT Group
2010–2012 BetClic

[sunting] Catatan kaki

  1. ^ a b Also Madama in Piedmontese dialect.
  2. ^ a b c d e f Juventus Football Club: The History. Juventus F.C. official website. Diakses pada 9 Agustus 2008.
  3. ^ Stadion delle Alpi sedang mengalami perubahan struktural berdasarkan Projek Stadion. juventus.com. Diakses pada 6 Februari. .
  4. ^ a b Nama "Juventus" ialah terjemahan bahasa Piedmont dari kata Latin iuventus (youth dalam Bahasa Inggris).
  5. ^ a b c "Juventus building bridges in seri B", FIFA official website. Diakses pada 20 November 2006..
  6. ^ a b Europe's club of the Century. IFFHS official website. Diakses pada 10 September 2009.
  7. ^ a b Rekor untuk dunia sepak bola Italia. Klub utama Italia lainnya, Milan dan Internazionale telah memenangkan total 45 gelar (27 dalam kompetisi klub Italia) dan 33 (26) gelar resmi, respectively.
  8. ^ a b c d Football Europe: Juventus F.C.. UEFA official website. Diakses pada 26 Desember 2006.
  9. ^ a b Klub tersukses ketiga di Eropa untuk raihan gelar internasional (regional Eropa dan dunia -Interkontinental dan/atau turnamen Piala Dunia Antar Klub) dengan 11 gelar. Klub tersukses keempat di Eropa untuk raihan 9 gelar UEFA Cup.
  10. ^ a b Hanya Milan, Boca Juniors (both with 18 titles), Independiente, Real Madrid (keduanya 15) dan Al-Ahly (14) yang memenangi kejuaraan dunia sepak bola antar klub.
  11. ^ History of the UEFA Cup. UEFA official website. Diakses pada 5 April 2008. .
  12. ^ a b Juventus FC is the only club in the world to have won all official continental championships —UEFA club competitions— and the world club title —Intercontinental Cup and/or FIFA Club World Cup—. Also is the only club in the world, join to Tunisia's Étoile Sportive du Sahel, to have won all international club competitions organized by their respective continental confederation. See also:
    Legend: List of UEFA club competitions. UEFA official website. Diakses pada 21 Agustus 2006.
    ES du Sahel: Étoile Sahel, an African institution. FIFA official website. Diakses pada 19 Agustus 2009.
  13. ^ a b Juventus FC: La Vecchia Signora en lo más alto del mundo. FIFA official website. Diakses pada 19 Agustus 2009.
  14. ^ a b The major UEFA club competitions are the European Champion Clubs' Cup (or simply European Cup), the UEFA Cup Winners' Cup and the UEFA Cup. In the aggregate, the fact to win these three trophies is also known as the "Grand Slam", a feat achieved by only other two clubs since the triumph of the Old Lady in 1985: Ajax Amsterdam in 1992 and Bayern Munich in 1996.
  15. ^ a b "Un dilema histórico", El Mundo Deportivo. Diakses pada 23 September 2003.
  16. ^ a b "Research: Supporters of football clubs in Italy", La Repubblica. Diakses pada 30 Agustus 2008.
  17. ^ a b c d Juventus Football Club S.p.A: Objectives and Strategies. Juventus F.C. official website. Diakses pada 26 Agustus 2009.
  18. ^ "The new Juventus stadium is born", Juventus F.C. official website. Diakses pada 20 November 2009..
  19. ^ Storia della Juventus Football Club. magicajuventus.com. Diakses pada 8 Juli 2007.
  20. ^ a b c d e f g Modena, Panini Edizioni (2005). Almanacco Illustrato del Calcio - La Storia 1898-2004. 
  21. ^ FIFA Classic Rivalries: Torino VS Juventus. FIFA official website. Diakses pada 29 Juni 2007.
  22. ^ a b c d seri A TIM: Albo d'oro. Lega-Calcio official website. Diakses pada 25 Agustus 2009.
  23. ^ Glanville, Brian (14 November 2010). The Story of the World Cup. London: Faber and Faber. hlm. 263. ISBN 0-571-22944-1. 
  24. ^ European Footballer of the Year ("Ballon d'Or"). The Record Sport Soccer Statistics Foundation. Diakses pada 8 Juni 2007.
  25. ^ "Olsson urges anti-racism action", UEFA official website. Diakses pada 13 Mei 2005.
  26. ^ Goldblatt, David (14 November 2010). The Ball is Round: A Global History of Football. London: Penguin. hlm. 602. ISBN 978-0-14-101582-8. 
  27. ^ "1995/96: Juve hold their nerve", UEFA official website, 22 Mei 1996.
  28. ^ "1996: Dazzling Juve shine in Paris", UEFA official website, 1 Maret 1997.
  29. ^ Toyota Cup 1996. FIFA official website.
  30. ^ UEFA Champions League 1996–97: Final. UEFA official website.
  31. ^ UEFA Champions League 1997–98: Final. UEFA official website.
  32. ^ "Italian trio relegated to seri B", BBC. Diakses pada 14 Juli 2006.
  33. ^ "Ranieri appointed Juventus coach", BBC News. Diakses pada 4 Juni 2007.
  34. ^ "Via Ranieri, ecco Ferrara", UEFA official website. Diakses pada 19 Mei 2009.
  35. ^ "Ferrara handed Juventus reins", UEFA official website. Diakses pada 5 Juni 2009.
  36. ^ a b "Black & White", Notts County F.C. official website. Diakses pada 7 November 2008. Extracts taken from the Official History of Notts County and article kindly reproduced by the Daily Mail.
  37. ^ The zebra is Juventus' official mascot because the black and white vertical stripes in its present home jersey and emblem remembered the zebra's stripes.
  38. ^ Juventus places: Olympic Stadium. Juventus F.C. official website. Diakses pada 12 Maret 2008.
  39. ^ a b Juventus places: Delle Alpi Stadium. Juventus F.C. official website. Diakses pada 12 Maret 2008.
  40. ^ ""Stadio, presentato il progetto al Comune di Torino"", Juventus F.C. official website. Diakses pada 29 Maret 2008.
  41. ^ "Napoli: Back where they belong", FIFA official website. Diakses pada 22 Juni 2007.
  42. ^ I club esteri. Centro Coordinamento Juventus Club DOC official website. Diakses pada 1 November 2008.
  43. ^ "Supporters by region", calcioinborsa.com. Diakses pada 5 Februari 2007.
  44. ^ http://www.juventusclubindonesia.com/doc.html
  45. ^ Juventus Club Indonesia diakui oleh pihak Juventus Italia
  46. ^ a b "Juve-Inter, storia di una rivalità", Tuttosport, 22 September 2008.
  47. ^ "Juve e Milan, la sfida infinita storia di rivalità e di campioni", La Repubblica, 15 Mei 2003.
  48. ^ "Juve-Roma, rivalità antica", Tuttosport, 31 Oktober 2008.
  49. ^ "Quell'antica ruggine tra Juve e Fiorentina", La Gazzetta dello Sport, 22 Januari 2009.
  50. ^ Juventus Football Club 2010–11: Prima squadra. Juventus Football Club S.p.A official website. Diakses pada 1 September 2010.
  51. ^ List of Juventus F.C. Presidents. Juworld.net. Diakses pada 8 Juni 2007.
  52. ^ List of Juventus F.C. managers. MyJuve.it. Diakses pada 25 Juli 2007.
  53. ^ a b Sampai 2004, pertandingan antar juara Liga Champions dikenal dengan nama Piala Interkontinental (biasa disebut European / South American Cup alias Toyota Cup); kemudian kejuaraan tersebut diganti dengan Piala Dunia Antar Klub FIFA.
  54. ^ TIM Cup: Albo d'oro. Lega-Calcio official website. Diakses pada 20 Agustus 2009.
  55. ^ "Tutto inizio' con un po' di poesia", La Gazzetta dello Sport. Diakses pada 24 Mei 1997.
  56. ^ "UEFA Europa League: Facts & Figures", UEFA official website. Diakses pada 14 Mei 2007.
  57. ^ FIFA Awards: FIFA Clubs of the 20th Century. The Record Sport Soccer Statistics Foundation. Diakses pada 23 Desember 2000.
  58. ^ The 'Top 25' of each year (since 1991). IFFHS official website. Diakses pada 3 Januari 2008.
  59. ^ Sejak musim 1990–91, Juventus memenangi 15 kejuaraan resmi: lima gelar Serie-A, satu Coppa Italia, empat Piala Super Italia, satu piala Interkontinental Cup/FIFA World Club Cup, satu European Cup/UEFA Champions League, satu UEFA Cup, satu UEFA Intertoto Cup, dan satu UEFA Super Cup. Lihat juga All-Time Club World Ranking (since 1.1.1991). IFFHS official website. Diakses pada 31 Desember 2008.
  60. ^ Sampai 1921, divisi teratas sepak bola Italia dikenal dengan nama Federal Football Championship; kemudian berubah menjadi First Division, National Division, dan terakhir seri A.
  61. ^ Italy - List of Second Division (seri B) Champions. The Record Sport Soccer Statistics Foundation. Diakses pada 19 Agustus 2009.
  62. ^ Supercoppa TIM: Albo d'oro. Lega-Calcio official website. Diakses pada 20 Agustus 2009.
  63. ^ European Champions' Cup. The Record Sport Soccer Statistics Foundation. Diakses pada 19 Agustus 2009.
  64. ^ Up until 1992, the UEFA's premier club competition was the European Champion Clubs' Cup; since then, it has been the UEFA Champions League.
  65. ^ UEFA Cup Winners' Cup: All-time finals. UEFA official website. Diakses pada 19 Juli 2009.
  66. ^ UEFA Cup: All-time finals. UEFA official website. Diakses pada 13 Juli 2009.
  67. ^ The European Inter-Cities Fairs Cup (1958-1971) was a football tournament organized by foreign trade fairs in European seven cities (London, Barcelona, Copenhagen, and others) played by professional and —in its first editions— amateur clubs. Along these lines, that's not recognized by the Union of European Football Associations as an UEFA club competition. See: UEFA Europa League: History. UEFA official website. Diakses pada 25 Agustus 2009. .
  68. ^ UEFA Intertoto Cup winners since 1995 (page 2). (PDF) European Football Pool. Diakses pada 19 Agustus 2009.
  69. ^ "1999: Juve add illustrious name to trophy", UEFA official website. Diakses pada 1 Agustus 1999..
  70. ^ UEFA Super Cup: All-time finals. UEFA official website. Diakses pada 19 Juli 2009.
  71. ^ Pertandingan Piala Super Eropa 1985 mempertemukan Old Lady dan Everton, Pemenang Piala UEFA 1984-85 tidak diperkenankan hadir akibat Tragedi stadion Heysel. Lihat: UEFA Super Cup: History. UEFA official website. Diakses pada 25 Agustus 2009. .
  72. ^ UEFA/CONMEBOL Intercontinental Cup: All-time finals. UEFA official website. Diakses pada 19 Juli 2009.
  73. ^ Giampiero Boniperti playing records. MyJuve.it. Diakses pada 8 Juni 2007.
  74. ^ Alessandro Del Piero playing records. MyJuve.it. Diakses pada 8 Juni 2007.
  75. ^ "Zidane - symbol of Real's dream", BBC. Diakses pada 9 Juli 2001.
  76. ^ Italian national team: J-L Italian club profiles. Italian national team records & statistics. Diakses pada 1 November 2006. .
  77. ^ "Juve players at the World Cup", Juventus F.C. official website. Diakses pada 23 Agustus 2009.
  78. ^ Italian National Team Honours - Club Contributions. Forza Azzurri. Diakses pada 8 Juni 2007.
  79. ^ European Championship 1968 - Details Final Tournament. The Record Sport Soccer Statistics Foundation. Diakses pada 8 Juni 2007.
  80. ^ European Championship. The Record Sport Soccer Statistics Foundation. Diakses pada 8 Juni 2007.